Sabtu, 10 Agustus 2013

SEJARAH SINGKAT SEMINARI MENENGAH RAJA DAMAI PALANGKARAYA



SEJARAH SINGKAT SEMINARI MENENGAH RAJA DAMAI PALANGKARAYA

1.      Latar Belakang Pemilihan Nama Seminari & Maknanya Bagi Para Calon Imam
Alasan pemilihan nama “Raja Damai” adalah untuk mengingatkan para siswa dan seluruh umat Keuskupan Palangka Raya akan falsafah “RUMAH BETANG.” Falsafah ini mengandung pengertian akan masyarakat Dayak yang cinta damai. Makna “Raja Damai” adalah agar arah hidup dan perjuangan seminaris sebagai calon pengikut Yesus Kristus dan calon imam sungguh-sungguh dijiwai oleh semangat Yesus Kristus sebagai Raja Damai dan kelak menjadi gembala umat pembawa damai.

2.      Sejarah Berdiri dan Perkembangannya
a.Kapan berdirinya      : 31 Juli 2002
b.Pendiri seminari        : Keuskupan Palangka Raya.
c.Pelindung                 : Santo Bernardus.
Berdirinya seminari Raja Damai dilatar belakangi oleh dasar pemikiran bahwa Gereja Katolik di Keuskupan Palangka Raya merupakan bagian integral dari unsur masyarakat yang turut memikirkan perkembangan bangsa pada umumnya dan Kalimantan Tengah pada khususnya. Gereja Katolik hadir di Kalimantan Tengah sejak tahun 1940 dan dengan caranya turut serta membangun negeri ini.
Peran Gereja adalah mewartakan nilai-nilai iman, keadilan, kejujuran dan kebenaran. Salah satu media pewartaan yang digunakan oleh Gereja adalah sekolah yang bernuansa keagamaan seperti Seminari. Melalui jalur pendidikan seminari diharapkan dapat mencetak insan-insan kristiani yang berkualitas dan memiliki hati untuk perkembangan gereja umumnya dan keuskupan Palangka Raya khususnya.
Kini seminari menengah Raja Damai memasuki usianya yang kesepuluh. Usia yang sedang bertumbuh sebagai seorang anak yang baru menata pola pembinaan, sarana dan prasarana yang saat ini sedang diusahakan dengan baik. Walaupun masih berusia sepuluh tahun, tidak menyurutkan para seminaris untuk  menggapai cita-cita mereka menjadi seorang imam. Para seminaris tetap berusaha untuk maju dan berkembang baik dalam bidang sanitas (kesehatan), sanctitas (kesucian), dan scientia (pengetahuan).

3.      Situasi Seminari Menengah Raja Damai Palangka Raya.
Pada awal berdirinya 31 Juli 2002 jumlah seminaris angkatan pertama sebanyak 10 orang dengan perincian, KPA: 2 orang dan kelas 1 (SMU) 8 orang. Para seminaris tersebut didampingi oleh P.Silvanus Subandi,Pr selaku rektor dan dibantu oleh Fr.Aloysius Gonsaga, Pr sebagai frater TOP.
Pada awalnya para seminaris bersama pendamping menempati bangunan tua eks bangunan IPI filial Malang milik yayasan Tahasak Danum Pambelum. Saat ini, mereka menempati bangunan baru yang berada persis di samping bangunan lama.
Para rektor yang pernah bertugas di seminari Raja Damai adalah:
1.      Tahun 2002-2003              : P.Silvanus Subandi,Pr.
2.      Tahun 2003-2005              : P.Fransiskus Janu Hamu, Pr.
3.      Tahun 2005-2007              : P.Aloysius Gonsaga Arjon,Pr.
4.      Tahun 2007- sekarang       : P.Tarcisius Priyanto,Pr.
Para Frater yang pernah Top di seminari Raja Damai adalah:
1.      Tahun 2002-2003              : Fr.Aloysius Gonsaga Arjon.
2.      Tahun 2003-2004              : Fr.Alfonsus Kladen Arisang.
3.      Tahun 2004-2005              : Fr.Matius Rotot, SVD.
4.      Tahun 2006-2007              : Fr.Bonaventura.
5.      Tahun 2009-2010              : Fr.Joko Wahyono
6.      Tahun 2012-sekarang        : Fr. Simon Ludianto
Para suster yang pernah bertugas sebagai ekonom:
1.      Tahun 2002-2003              : Sr.Josepha SSpS.
2.      Tahun 2003-2005              : Sr.Roswita Kendek SPC
3.      Tahun 2005-April 2009     : Sr.Theresia Dwi SPC
4.      April 2009 –Agust 2009   : Sr.Josephine SPC
5.      Sept 2009 – Januari 2010  : Sr.Rita SPC
6.      Pebruari 2010 –Juni 2012  : Sr. Natalia, SPC
7.      Juni 2012 – sekarang         : Sr. Roswita Kendek, SPC
Setelah seminari ini berjalan selama 5 tahun, maka para Pembina seminari bersama dengan Bapa Uskup, Vikjen, Ekonom dan pengurus Yayasan Siswarta mengadakan evaluasi bersama untuk meninjau ulang pola pembinaan di seminari menengah Raja Damai. Hasil rapat adalah pola 3 tahun masa SMA dan 1 tahun KPA dirasa kurang efektif. Mulai tahun ajaran 2008 pola pembinaan berubah menjadi 1 tahun masa KPB dan 3 tahun masa SMA. Alasannya adalah mutu dari SLTP pedalaman yang kualitasnya sangat memprihatinkan. Harapannya mereka akan jauh lebih siap untuk masuk ke bangku SMA. Untuk siswa SMA, pada pagi hari mereka bersekolah di SMA Katolik St. Petrus Kanisius Palangkaraya. Sedangkan sore harinya, mereka mendapat pembinaan/pelajaran khusus di seminari. Untuk KPB dan  KPA, pembinaan/pelajaran pagi dan sore dilakukan di seminari.


3. Visi dan Misi Seminari Menengah Raja Damai
Sebagai lembaga pendidikan resmi tentu saja Seminari Menengah Raja Damai memiliki visi dan misi di dalam proses pembelajaran dan pembentukan insan-insan seminaris.
Visi Seminari Menengah Raja Damai Palangka Raya adalah agar seminaris yang dididik dan didampingi para Pembina dalam kerja sama dengan orang tua berkembang secara seimbang dalam sanctitas (kesucian), sanitas (kesehatan) dan scientia (pengetahuan) sehingga menjadi manusia kristiani dewasa yang mengikuti Yesus Kristus ke arah imamat dalam gereja sebagai umat Allah dalam konteks Indonesia.
Misi Seminari Menengah Raja Damai Palangka Raya: Pertama, mendidik dan mendampingi para seminaris agar berkembang secara seimbang dalam sanctitas (kesucian), sanitas (kesehatan) dan scientia (pengetahuan) ke arah kedewasaan sesuai dengan usiannya sehingga semakin mampu mengambil keputusan hidup sesuai dengan panggilannya. Kedua, menciptakan situasi dan kondisi sedemikian rupa agar seminari menjadi tempat persemaian yang subur bagi tumbuh dan berkembangnya benih-benih panggilan kaum muda ke arah imamat. 

2 komentar: