SEJARAH SINGKAT SEMINARI MENENGAH RAJA DAMAI PALANGKARAYA
1. Latar Belakang
Pemilihan Nama Seminari & Maknanya Bagi Para Calon Imam
Alasan
pemilihan nama “Raja Damai” adalah untuk mengingatkan para siswa dan seluruh
umat Keuskupan Palangka Raya akan falsafah “RUMAH BETANG.” Falsafah ini
mengandung pengertian akan masyarakat Dayak yang cinta damai. Makna “Raja
Damai” adalah agar arah hidup dan perjuangan seminaris sebagai calon pengikut
Yesus Kristus dan calon imam sungguh-sungguh dijiwai oleh semangat Yesus
Kristus sebagai Raja Damai dan kelak menjadi gembala umat pembawa damai.
2. Sejarah
Berdiri dan Perkembangannya
a.Kapan berdirinya : 31
Juli 2002
b.Pendiri seminari :
Keuskupan Palangka Raya.
c.Pelindung :
Santo Bernardus.
Berdirinya
seminari Raja Damai dilatar belakangi oleh dasar pemikiran bahwa Gereja Katolik
di Keuskupan Palangka Raya merupakan bagian integral dari unsur masyarakat yang
turut memikirkan perkembangan bangsa pada umumnya dan Kalimantan Tengah pada khususnya.
Gereja Katolik hadir di Kalimantan Tengah sejak tahun 1940 dan dengan caranya
turut serta membangun negeri ini.
Peran
Gereja adalah mewartakan nilai-nilai iman, keadilan, kejujuran dan kebenaran.
Salah satu media pewartaan yang digunakan oleh Gereja adalah sekolah yang
bernuansa keagamaan seperti Seminari. Melalui jalur pendidikan seminari diharapkan
dapat mencetak insan-insan kristiani yang berkualitas dan memiliki hati untuk
perkembangan gereja umumnya dan keuskupan Palangka Raya khususnya.
Kini
seminari menengah Raja Damai memasuki usianya yang kesepuluh. Usia yang sedang
bertumbuh sebagai seorang anak yang baru menata pola pembinaan, sarana dan
prasarana yang saat ini sedang diusahakan dengan baik. Walaupun masih berusia
sepuluh tahun, tidak menyurutkan para seminaris untuk menggapai cita-cita mereka menjadi seorang
imam. Para seminaris tetap berusaha untuk maju dan berkembang baik dalam bidang
sanitas (kesehatan), sanctitas (kesucian), dan scientia (pengetahuan).
3. Situasi
Seminari Menengah Raja Damai Palangka Raya.
Pada
awal berdirinya 31 Juli 2002 jumlah seminaris angkatan pertama sebanyak 10
orang dengan perincian, KPA: 2 orang dan kelas 1 (SMU) 8 orang. Para seminaris tersebut
didampingi oleh P.Silvanus Subandi,Pr selaku rektor dan dibantu oleh
Fr.Aloysius Gonsaga, Pr sebagai frater TOP.
Pada
awalnya para seminaris bersama pendamping menempati bangunan tua eks bangunan
IPI filial Malang milik yayasan Tahasak Danum Pambelum. Saat ini, mereka
menempati bangunan baru yang berada persis di samping bangunan lama.
Para rektor yang pernah bertugas di seminari Raja Damai adalah:
1. Tahun
2002-2003 : P.Silvanus
Subandi,Pr.
2. Tahun
2003-2005 : P.Fransiskus Janu
Hamu, Pr.
3. Tahun
2005-2007 : P.Aloysius
Gonsaga Arjon,Pr.
4. Tahun
2007- sekarang : P.Tarcisius
Priyanto,Pr.
Para Frater yang pernah Top di seminari Raja Damai adalah:
1. Tahun
2002-2003 : Fr.Aloysius
Gonsaga Arjon.
2. Tahun
2003-2004 : Fr.Alfonsus
Kladen Arisang.
3. Tahun
2004-2005 : Fr.Matius Rotot,
SVD.
4. Tahun
2006-2007 : Fr.Bonaventura.
5. Tahun
2009-2010 : Fr.Joko Wahyono
6. Tahun
2012-sekarang : Fr. Simon Ludianto
Para suster yang pernah bertugas sebagai ekonom:
1. Tahun
2002-2003 : Sr.Josepha SSpS.
2. Tahun
2003-2005 : Sr.Roswita Kendek
SPC
3. Tahun
2005-April 2009 : Sr.Theresia Dwi SPC
4. April
2009 –Agust 2009 : Sr.Josephine SPC
5. Sept
2009 – Januari 2010 : Sr.Rita SPC
6. Pebruari
2010 –Juni 2012 : Sr. Natalia, SPC
7. Juni
2012 – sekarang : Sr. Roswita
Kendek, SPC
Setelah
seminari ini berjalan selama 5 tahun, maka para Pembina seminari bersama dengan
Bapa Uskup, Vikjen, Ekonom dan pengurus Yayasan Siswarta mengadakan evaluasi
bersama untuk meninjau ulang pola pembinaan di seminari menengah Raja Damai.
Hasil rapat adalah pola 3 tahun masa SMA dan 1 tahun KPA dirasa kurang efektif.
Mulai tahun ajaran 2008 pola pembinaan berubah menjadi 1 tahun masa KPB dan 3
tahun masa SMA. Alasannya adalah mutu dari SLTP pedalaman yang kualitasnya
sangat memprihatinkan. Harapannya mereka akan jauh lebih siap untuk masuk ke
bangku SMA. Untuk siswa SMA, pada pagi hari mereka
bersekolah di SMA Katolik St. Petrus Kanisius Palangkaraya. Sedangkan sore
harinya, mereka mendapat pembinaan/pelajaran khusus di seminari. Untuk KPB dan KPA, pembinaan/pelajaran pagi dan sore
dilakukan di seminari.
3. Visi dan Misi
Seminari Menengah Raja Damai
Sebagai lembaga pendidikan
resmi tentu saja Seminari Menengah Raja Damai memiliki visi dan misi di dalam
proses pembelajaran dan pembentukan insan-insan seminaris.
Visi Seminari Menengah Raja
Damai Palangka Raya adalah agar seminaris yang dididik dan didampingi para
Pembina dalam kerja sama dengan orang tua berkembang secara seimbang dalam
sanctitas (kesucian), sanitas (kesehatan) dan scientia (pengetahuan) sehingga
menjadi manusia kristiani dewasa yang mengikuti Yesus Kristus ke arah imamat
dalam gereja sebagai umat Allah dalam konteks Indonesia.
Misi Seminari Menengah Raja Damai Palangka Raya:
Pertama, mendidik dan mendampingi para seminaris agar berkembang secara
seimbang dalam sanctitas (kesucian), sanitas (kesehatan) dan scientia
(pengetahuan) ke arah kedewasaan sesuai dengan usiannya sehingga semakin mampu
mengambil keputusan hidup sesuai dengan panggilannya. Kedua, menciptakan
situasi dan kondisi sedemikian rupa agar seminari menjadi tempat persemaian
yang subur bagi tumbuh dan berkembangnya benih-benih panggilan kaum muda ke
arah imamat.
Wis keren pastor saya baru baca
BalasHapusSaya adalah alumni pertama seminari Raja Damai (SUPARDI YAHYA)
BalasHapus